Home » » BAKEKOK

BAKEKOK

Written By Sanghyang Mughni Pancaniti on Minggu, 03 Juli 2016 | 09.24


Kembali saya mengenang salah satu ungkapan pada masyarakat Sunda, kali ini tentang 'Bakekok'. Ucap sederhana juga penuh sahaja. Ibu saya lah yang pertama memperkenalkannya. Dan lagi-lagi, ia tak memperlihatkan makna sama sekali.

Bayangan saya ketika itu, ungkapan 'Bakekok' tak jauh beda dengan 'Cilup Ba', hanya guyon, tak punya arti atau filosofi. Tapi benarkah ada kata yang tercipta tanpa makna? Tidak, saya tidak imani hal semacam itu.

Pertemuan dengan KH. Syukriadi Sambas, mengawali penjelajahan saya mengenai 'Bakekok' ini.

Dalam tradisi Tasawwuf, keseluruhan ayat al-Qur'an terangkum dalam surat Al-Fatihah. Selanjutnya, isi surat al-Fatihah terangkum dalam 'Bismillahirrahmanirrahim'. Lalu, 'Bismillahirrahmanirrahim' terangkum dalam 'Bismi'. Dan 'Bismi', itu pecah menjadi tiga huruf: 'Ba' 'Sin' dan 'Mim'.

Titik yang ada di bawah huruf 'BA' pada Basmalah, kerap disebut 'Ba Hakikotan' oleh Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Karena dalam Titik itu terletak Ilmu-Nya Allah, Khazanah-Nya, dan Pengetahuan-Nya. Lantas siapa yang mampu memahami isi pada Titik itu? Jawabannya adalah huruf 'SIN' yang memiliki Tiga Lekukan, ini adalah simbol Iman, Islam, dan Ihsan. Kemudian manusia pertama yang mencapai tiga derajat itu adalah huruf 'MIM', yakni Muhammad.
Salah satu karakteristik orang Sunda adalah penyingkatan bahasa. Oncom Dijero menjadi Combro, misalnya. Aci Digoreng menjadi Cireng. Baso Tahu Goreng menjadi Batagor. Dan masih banyak lagi. Bahkan 'Ba Hakikotan' sendiri mengalami penyingkatan bahasa dan evolusi pengungkapan, hingga akhirnya menjadi 'BAKEKOK' seperti yang dikenal masyarakat Sunda sekarang.

Itu artinya, ketika ibu saya mengucapkan Bakekok kepada saya, sejatinya ia ingin berkata dan mendo'a, "Nak, semoga kamu bisa tenggelam dalam samudra Titik Ba, sehingga dirimu basah oleh Ilmu Allah, Khazanah-Nya, Pengetahuan-Nya, yang luas, yang tak terbatas."

Oleh: Sanghyang Mughni Pancaniti
Share this article :

10 komentar:

 
Copyright 2013 @ Pena Sanghyang Mughni Pancaniti
"Template by Maskolis"