Jika ada luka yang paling luka bagi seorang mahasiswa, bukanlah saat ia diputuskan kekasih, bukan pula saat ia tak bisa mencicipi sepiring nasi, melainkan ketika teman seangkatannya sedang bergumul bersama toga wisuda, sedangkan dirinya masih pusing setengah mati mengerjakan tugas akhir pada bab pertama. Aku tau ini, karena pernah merasakannya sendiri.
Demi menghibur hati yang dilukai, aku lontarkan banyak kata-kata yang seolah sebuah idealisme, "Kepada Wisudawan, selamat menjadi pengangguran!", atau "Lulus itu bukan cepat, tapi tepat.", atau "Menyandang gelar sarjana tapi tak cerdas ya buat apa?", ah! masih banyak lagi kalimat-kalimat semacam itu. Sekali lagi kutegaskan, ini hanya untuk menghibur diri yang dilukai kondisi. Sebab jauh di kedalaman hati, aku pun ingin seperti mereka bisa segera lulus, dan melihat orang tua menegakkan kepala bangga. Karena bagi seorang anak, semuanya boleh saja sirna, asal senyum ibu bapak tetap ada.
Kepada engkau, yang juga mengalami kondisi semacam ini, yang belum juga bisa menyelesaikan kuliah disebabkan berbagai persoalan, mari kita menyanyikan lagu Pidi Baiq berjudul 'KOBOY KAMPUS':
Lalu kapan saya akan di Wisuda
Adik kelas sudah lebih dulu
Hati cemas merasa masih begini
Temen baik sudah di DO
Orang tua di desa menunggu
Calon istri gelisah menanti
Orang desa sudah banyak menunggu
Aku pulang membangun tanah
Tolonglah diriku ...
Koboi kampus yang banyak kasus
Diriku cemas ...
Gelisah sepanjang waktu-waktuku
Bagaimana begini saja?
Luluskan apa adanya
Bagaimna begitu saja?
Nanti kaya bapak dibagi
Tolonglah diriku ...
Koboi kampus yang banyak kasus
Diriku cemas ...
Gelisah sepanjang waktu-waktuku
Dosen sentimen.
Oleh: Sanghyang Mughni Pancaniti
0 komentar:
Posting Komentar