Home » » PEREMPUANKU

PEREMPUANKU

Written By Sanghyang Mughni Pancaniti on Jumat, 17 Agustus 2018 | 11.08


(Untuk Arizqi Nurfauziah)

Betapa aku hanya bisa mencintaimu melalui diam, melalui getar, juga lewat degup yang kuharamkan berhenti. Selain ibu dan istriku, kaulah perempuan di dunia yang menjadi puja. Bagaimana tidak, dengan tanganku yang keras, aku ikut memapahmu, menimangmu, sampai mengajarkanmu berjalan dan berkata-kata. Bahkan saat kau masih manunggal di dinding rahim, telah kuciumi kamu lewat kulit perut ibu.

Sedikit demi sedikit, kulihat pertumbuhan kedirianmu secara diam-diam. Akan tetapi, semakin kau bertambah dewasa dan matang, sungguh aku terkesiap, melenyap dalam kenang yang amat menggetarkan, bahwa dalam dirimu aku tak hanya melihatmu, tapi juga menyaksikan dua adik perempuanmu yang ketika lahir, mereka langsung didekap Tuhan di sorga-Nya. Sejatinya, kau adalah satu tubuh yang berasal dari tiga jiwa. 

Kau tau, dua adikmu yang kembar itu, yang diberi nama Sari dan Dewi, telah kusaksikan mayat mereka berdua, bahkan aku ikut memandikan tubuh mungilnya. Sungguh menyaksikan peristiwa kematian, adalah sesuatu yang amat menyesakkan. Satu yang kusadari ketika kejadian itu, kaulah perempuanku yang tersisa, yang harus kutumpahkan banyak cinta.

Kendatipun aku menyayangimu, kepadamu aku tak mampu melemparkan rayu, sebab rayu hanya bagi mereka yang berada di luarku, sedangkan kau di dalam, di jiwa! Aku pun tak becus memperlihatkan manja padamu, sebab luapan manja hanya untuk mereka yang bukan siapa-siapa, sedangkan kau melebihi segala. 

Jika kau mendambakan semburan cinta, maafkan jika aku tak pandai memperlihatkannya. Tapi satu yang mesti kau percaya, kau lah puncak kehormatan tiga kakak lelakimu, yang salah satunya adalah aku. Kau lah yang menjadi salah satu jalan penghambaan, kepada ibu, bapak, dan Tuhan.

Catatan ini kutulis untukmu, adik bungsuku..
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2013 @ Pena Sanghyang Mughni Pancaniti
"Template by Maskolis"