Sanghyang Mughni Pancaniti
Detik berganti menit, menit berganti jam, jam berganti hari,
hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun,
sampai hidup yang akan berganti menjadi mati..!. begitu banyak yang aku
lakukan selama itu, mulai dari berlaku munafik, berlaku bajingan,
berlaku tolol, menindas, memonopoli, mengeksploitasi, menggerogoti
harta yang bukan hakku, menjilat pantat atasan, dan apa pun yang
bentuknya makar. Aku tak ingin menyebutkan kebaikan-kebaikan yang
sudah diperbuat, biarkan itu menjadi wewangian bagi setiap langkahku.
Namun yang paling penting pada saat ini adalah bagaimana aku menjadi
seorang Raja yang memimpin seluruh budak yang bersarang pada diri.
Aku
sedikit kenangkan bagaimana Kanjeng Nabi Muhammad berhijrah (berpindah)
dari Mekkah al-Mukaromah ke Madinnah al-Munawarroh bersama para
sahabatnya untuk memulai hidup baru tanpa ada pemboikotan, penindasan
dari para Kafir Quraisy ketika itu. Mereka rela menginggalkan harta,
keluarga, dan apa pun yang bagi mereka penting demi menggapai ridho yang
dijanjikan Tuhan Maha Pengasih.
Ada ilmu yang aku ambil
dari sejarah hijrahnya Rasulullah ini, aku harus menghijrahkan diriku
yang busuk menjadi penabur wangi, sewangi cinta-Nya. Dari yang hanya
marah-marah menjadi ramah tamah, seramah kasih-Nya. Dari yang hobinya
pilih kasih menjadi penancap adil, seadil anugrah-Nya. Dari yang
senangnya pamrih menjadi pecinta ikhlas, seikhlas belaian-Nya. Dan
menghijrahkan diri mengikuti keinsyafan Adam, ketahanan Nuh, kecerdasan
Ibrahim, ketulusan Ismail,kebersahajaan Ayub, kesabaran Yunus,
kelapangan Yusuf, kesungguhan Musa, kefasihan Harun, kebeningan Khidir,
kesucian Isa, serta kematangan Muhammad.
Duhai
Allahku Terkasih.. kemarin hanya badanku saja yang shalat, namun
sekarang anugrahilah agar tubuh, ruh, sukma, ma’rifat, denyut nadi,
detak jantung, hembusan nafas, dan seluruh aku sembahyang bersujud
kepada-Mu..
Duhai Allahku Terkasih..
kemarin hanya perutku lah yang berpuasa menahan lapar, namun sekarang
anugrahilah agar mata dan lihat, telinga dan dengar, mulut dan sabda,
hidung dan cium, tangan dan ubah, kaki dan langkah, hati dan rasa, akal
dan fikir, serta seluruh aku berpuasa dari sesuatu yang membuat-Mu
jengkel..
Duhai Allahku Terkasih..
kemarin yang bedzikir hanya sebatas mulutku saja, laksana seorang dukun
yang berkomat-kamit, namun sekarang anugrahilah agar fu’ad, dhomir,
sir, lathifah, dan seluruh aku mengingat akan kemahaan-Mu..
0 komentar:
Posting Komentar