Home » » (15) DALAM GELAP

(15) DALAM GELAP

Written By Sanghyang Mughni Pancaniti on Sabtu, 02 Juli 2016 | 02.42


Seorang sahabatku tak juga berhenti dari kebiasaan melacur dan bermain judi, seolah kedua prilaku itu ingin ia tekuni sampai mati. Namun selama itu juga, aku tak mau meninggalkan sahabatku ini, dan tetap ingin diam di sampingnya. Aku terus menemaninya, memberi sedikit nasihat, sampai Tuhan merasa sudah waktunya membuat ia keluar dari jurang nista itu.

Dengan mata menyorot marah, istriku memprotes, "Apa kau tidak menyadari, kalau banyak tetangga kita yang membicarakanmu karena terus bergaul dengan Nendi? Dia itu penjudi, sering ke Saritem, jika kau terus bergaul dengannya, kau akan terkena bau busuk perbuatannya. Seharusnya kau ikuti langkah Dian, yang menjauhi Nendi karena tak ingin tertular laku kotornya. Dan kau tau apa yang sekarang terjadi dalam kehidupan Dian, ia menjadi seorang Ustadz, diundang ceramah kemana-mana, dan dikenal sebagai lelaki sholeh."

Aku tertawa mendengar protes istriku. Lalu aku diam, menunduk, kemudian berbisik di telinganya, "Aku lebih bahagia berjalan dalam gelap dengan seorang sahabat, daripada berjalan dalam terang tapi hanya sendirian."

(Refleksi atas ucapan Hellen Keller, Penulis dari Amerika Serikat)
Ucapannya: "Berjalan dengan seorang sahabat di kegelapan lebih baik daripada berjalan sendirian dalam terang."

Oleh: Sanghyang Mughni Pancaniti
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2013 @ Pena Sanghyang Mughni Pancaniti
"Template by Maskolis"