Home » » MUHAMMAD HARUS TURUN LAGI KE BUMI

MUHAMMAD HARUS TURUN LAGI KE BUMI

Written By Sanghyang Mughni Pancaniti on Minggu, 03 Juli 2016 | 09.41


Sebuah dialog imajiner dengan anakku, Sabda.

MUGHNI :
"Sabda, kemarilah, duduk bersama Abah.!"

SABDA :
"Sebentar, Bah, tanggung, aku sedang membuat Kapal yang tak bisa terbang."

MUGHNI :
"Nanti saja dilanjutkan. Bahkan nanti abah bantu bagaimana agar kapal itu cepat rusak."

SABDA :
"Wah keren itu!. Oke, Bah, oke, aku ke situ sekarang."

MUGHNI :
"Ini adalah bulan dimana Nabi Muhammad SAW lahir dari ibundanya yang bernama Aminah. Selama kurang lebih 23 tahun, beliau telah menyebarkan Islam Rahmatan Lil Alamin ke seluruh dunia."

SABDA :
"Siapa Muhammad itu, Bah? Temannya Habib Rijek, ya?"

MUGHNI :
"Ya bukan lah.! Tapi yang jelas, Habib Rijik mengaku sebagai pengikut dan penganut ajarannya yang setia. Tapi tak pernah ada yang tahu, Muhammad mengakuinya atau tidak."

SABDA :
"Apakah abah pengikut Muhammad ini?"

MUGHNI :
"Entahlah, Sabda, abah malu untuk mengakuinya. Karena hidup abah sangat jauh dari ajaran yang dibawanya. Hanya menyebut-nyebut namanya saja yang abah bisa, dan sesekali mengingatnya."

SABDA :
"Ada berapa pengikut Muhammad ini, Bah?"

MUGHNI :
"Bertriliyun-triliyun manusia mengaku menjadi pengikutnya."

SABDA :
"Edan.! Banyak sekali, Bah. Enak juga jadi pengikut Muhammad ini, karena itu berarti kawan-kawan kita jumlahnya banyak. Saya yakin, pengikut Muhammad yang jumlahnya triliyunan itu hidup dalam harmoni, dalam damai, dalam persaudaraan yang kuat."

MUGHNI :
"Harmoni dari hongkong? Antara satu pengikut dengan lainnya, bertengkar terus, Sabda.!"

SABDA :
"Bertengkar bagaimana, Bah?"

MUGHNI :
"Satu sama lainnya merasa paling benar, paling iman, paling takwa, paling dekat dengan Sorga, Muhammad, dan Tuhan. Pertengkaran itu bisa mereka wujudkan dengan permusuhan, pertumpahan darah, atau sekedar saling meludahi di hatinya masing-masing."

SABDA :
"Terus Muhammad-nya kemana? Kenapa dia diam melihat pengikutnya seperti itu?"

MUGHNI :
"Beliau sudah meninggal dunia, Sabda, ribuan tahun lalu. Inilah yang membuat Abah sedih. Karena pertikaian antar-pengikutnya akan terus berlanjut mungkin sampai dunia ini meledak."

SABDA :
"Apakah tidak ada orang yang mampu mendamaikan pengikut Muhammad? Ya paling tidak, antara pengikut Muhammad ini, bisa saling menerima jika ada perbedaan pendapat atau pemikiran. Tidak lagi saling menyesatkan, menyalahkan, atau mengkafirkan."

MUGHNI :
"Tidak ada, Sabda.! Tidak ada yang mampu mendamaikan semua pengikut Muhammad SAW. Perasaan 'akulah yang benar' sudah sangat menggumpal di darah dan daging mereka. Termasuk dalam diri Abahmu."

SABDA :
"Kalau begitu, aku janji sama Abah, setiap hari aku akan berdo'a kepada Tuhan, agar orang yang bernama Muhammad itu dihidupkan dan diturunkan lagi. Biarlah ia yang menendang orang-orang yang menurutnya salah, dan mendekap orang-orang yang baginya benar."

Oleh: Sanghyang Mughni Pancaniti
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2013 @ Pena Sanghyang Mughni Pancaniti
"Template by Maskolis"