Sabda..
Bagaimana tidak kusebut sebuah anugrah, menatapmu yang tenang dalam lelap. Darahku mengalir pada tubuhmu, denyutku berdetak di nadimu, doaku bersemayam dalam seluruh kedirianmu. Terkadang, bapak ingin menjadi sepertimu lagi. Bapak menangis, tertidur, tertawa, bangun, berak, dan kencing, hanya karena memang bapak kehendaki.
Oleh: Sanghyang Mughni Pancaniti
0 komentar:
Posting Komentar